KONUT – Bisa dikatakan desa ‘seumur jagung’ yakni tiga tahun setelah pemekaran dari Desa Molore Induk, bahkan di saluti terhadap pemerintah desa Molore Pantai, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara (Konut), yang kini sedang mempercepat pembangunan secara merata.
Sebagaimana perumpamaan, setelah 3 tahun mekar untuk menyeimbangkan suatu pembangunan di tahun 2020 ini, ada tiga item yang di prioritaskan Pariama (Kades Molore Pantai), yaitu Jembatan Titian, Balai Perpustakaan, dan Ring Balai Pertemuan.
Pariama mengatakan, dari 3 Item tersebut, masing-masing mempunyai anggaran yang cukup besar, sehingga mengelolanya perlu melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan melakukan musyawarah desa.
” Kalau Jembatan titian itu anggarannya Rp. 140 jt, Balai Perpustakaan Rp. 320 jt, kalau Ring Balai sekiranya Rp. 30 jt. ” tuturnya. (17/09)
Tak hanya itu, Pariama juga menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (Blt), Bantuan Sosial (Bansos), kepada masyarakat yang betul-betul layak di berikan.
” Yang jadi permasalahan saya disini ialah data saya yang masih bergabung dengan Molore Induk, sehingga Penerima Blt itu disini ada 24 orang, Bansos 18 dan PKH 1 orang, ” ungkapnya.
Bahkan, Pemdes Molore Pantai ini juga berkontribusi terkait honor di Paud, bahwa 1 tahun ialah 12 juta.
Beralih dari itu, Pariama mengharapkan agar wabah Covid-19 ini dapat teratasi, agar dana desa dapat normal seperti biasanya.
” Apa lagi di pesta itu saya suruh pakai masker kalau ada kerumunan, bahkan di masjid juga jikalau ada yang sifatnya kerumunan saya suruh memakai masker, ” tutupnya.
Laporan : Andi
Editor : Alpri