Laayoune – Pembukaan perwakilan diplomatik beberapa negara Afrika di provinsi selatan Maroko adalah hasil dari diplomasi dan pencerahan yang merupakan visi Raja HM Mohammed VI. Demikian Menteri Luar Negeri, Kerjasama Afrika dan Maroko, Nasser Bourita, Kamis, 29 Juli 2021.
Studi yang sungguh-sungguh tentang strategi Afrika ini didasarkan pada program Kerajaan Maroko yang membuka pintu lebar-lebar ke semua wilayah di benua itu. Juga didorong oleh keinginan Maroko menjadikan wilayah-wilayah provinsi di bagian selatan negara ini menjadi penghubung antara Maroko dan negara-negara Afrika. Hal tersebut diungkapkan Bourita pada konferensi pers bersama dengan rekannya dari Malawi, Eisenhower Nduwa Mkaka, di akhir acara peresmian Konsulat Jenderal Negara Malawi di Laayoune.
“Kebijakan Kerajaan Maroko yang baru, yang fondasinya diletakkan oleh Raja Yang Berdaulat, ini berdampak sangat positif terhadap perkembangan masalah integritas wilayah Kerajaan Maroko,” kata Menteri Bourita.
Bourita menekankan bahwa 1/3 dari konsulat yang dibuka sejauh ini di Laayoune dan Dakhla adalah milik negara-negara Afrika yang mewakili semua wilayah benua, yakni Afrika Barat, Afrika Timur dan Afrika Selatan. Ia menambahkan pula bahwa beberapa negara lain di benua itu telah menyatakan keinginan mereka untuk meresmikan Konsulat Jenderalnya di provinsi bagian selatan Negeri Matahari Terbenam itu.
Bourita menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah lima negara Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) telah memiliki perwakilan diplomatik di Sahara Maroko, yakni DRC, Zambia, Eswatini, Kepulauan Komoro, dan Malawi.
Bourita mencatat bahwa pembukaan Konsulat Malawi di Laayoune adalah bagian dari dinamika baru hubungan bilateral, setelah keputusan negara ini untuk menarik diri memberikan pengakuan kepada kelompok yang disebut ‘SADR’ (Saharan Arab Democratic Republic) di tahun 2017, dan keinginan kedua negara untuk lebih lanjut mengembangkan kerjasama mereka.
Sejak saat itu, lanjut Bourita menggarisbawahi, hubungan kedua negara telah mengalami perkembangan yang berkelanjutan di bidang politik dan ekonomi dan dalam hal berbagi pengalaman di beberapa bidang, mengingat keputusan Maroko dan Malawi untuk segera mengadakan komisi bersama bilateral dan membuka representasi di Rabat dan Lilongwe.
Menteri Bourita mengakhiri penjelasannya dengan menyampaikan harapan bahwa pembukaan Konsulat Malawi di Laayoune akan lebih mengembangkan hubungan ekonomi dan pertukaran manusia antara kedua negara dan kedua bangsa. (PERSISMA/Red)