Gubernur Ali Mazi Beri Izin 500 Tenaga Ahli Teknik Masuk Morosi

faktasultra.com-Perekonomian di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berjalan. Tekad ini, paling tidak, kian memberi harapan bahwa perekonomian Sultra akan tetap bertahan, saat Indonesia berada di tengah deraan pandemi. Memasuki era kebiasaan baru (new normal), ekonomi daerah tidak saja harus kembali digerakkan, namun juga bagaimana publik merespon perkembangan baru dengan protokol kesehatan dan konsep kerja baru.

Upaya PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (PT OSS), di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, untuk menyelamatkan investasi mereka di Sultra, perlahan menampakkan titik terang. PT. VDNI kini bisa mendatangkan 500 tenaga ahli teknik pada 23 Juni 2020, yang sempat terkendala regulasi protokol kesehatan pandemik Covid-19.

PT. VDNI dan PT. OSS berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdiri sejak Agustus 2014. Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Sesuai jadwal, 500 tenaga ahli teknik ini nantinya akan memimpin 11.000 pekerja untuk menyelesaikan sejumlah smelter (peleburan) yang sempat tertunda karena Status Pembatasan Transportasi yang sempat dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia karena pandemi Covid-19.

Baca juga -->  Sempat Tumpang Tindih Data, Ini Penjelasan Plt Kades Banabungi Busel.

MENKO LUHUT TEKAN VDNI PRIORITASKAN TENAGA TEKNIK LOKAL.

Sempat terkendala protokol kesehatan Covid-19, kedatangan 500 orang tenaga ahli teknik dari Tiongkok itu, dibahas kembali dalam pertemuan antara Gubernur Sultra Ali Mazi, beserta jajaran Forkopimda Sultra, bersama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan, pada Kamis 11 Juni 2020. Hadir juga dalam pertemuan itu representasi PT. VDNI dan PT. OSS, untuk dimintai keterangan mengenai sejauh mana kesiapan mereka dengan regulasi kesehatan protokol kesehatan. Kepada pihak PT. VDNI dan PT. OSS, Menko Luhut menekankan bahwa kedua perusahaan itu tidak boleh mengabaikan tenaga kerja lokal di Sultra.

“Ini saya tekankan betul-betul. Dahulukan semua tenaga kerja lokal Sultra, sebelum berpikir untuk mendatangkan tenaga kerja dari luar Sultra. Ini serius saya pesankan kepada PMA yang beroperasi di Morosi,” tegas Menko Luhut BP melalui konferensi video.

Rapat pembahasan terkait kedatangan 500 tenaga asing di Sultra

Tentang protokol kesehatan Indonesia, representasi PT. VDNI dan PT. OSS, menyatakan siap sepenuhnya. Untuk melengkapi perizinan, ke-500 tenaga teknik ini telah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dari dua otoritas pemerintah (Tiongkok dan Indonesia), termasuk menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) secara ketat di JiangSu, Tiongkok. Hasil tes negatif dari segala penyakit menular, tentu saja melegakan. Diterangkan oleh Baruna (representasi PT. VDNI dan PT. OSS di Kendari), tes PCR sudah mulai dilakukan sejak para tenaga ahli teknik ini masih berada dalam status standby for permit di JiangSu, Tiongkok. Bahkan dalam pemberangkatan mereka menuju Indonesia (dengan rute: JiangSu, Tiongkok – Malaysia – Manado – Kendari) para tenaga ahli teknik ini dikawal empat orang tenaga medis untuk terus memastikan kondisi kesehatan mereka.

Baca juga -->  PT. Bumi Resource Tbk Beroperasi Kembali Sehari Pasca Penyegelan, Kinerja Polda Sultra Dipertanyakan

“Protokol kesehatan Covid-19 tidak bisa diubah. Harus dipatuhi, agar kami semua dapat memastikan masyarakat Sultra tidak terimbas hal-hal yang tidak kita inginkan,” tegas Gubernur Ali Mazi.

VDNI AKAN DIRIKAN POLITEKNIK UNTUK CIPTAKAN TENAGA TEKNIK LOKAL.

Mengenai apakah benar 500 orang tenaga teknik itu benar-benar ahli sesuai permohonan kedatangan yang disampaikan kepada Kementerian Tenaga Kerja RI, Baruna juga memastikan bahwa apa yang dicemaskan itu harus mereka patuhi. Spesifikasi para tenaga ahli itu, praktis tidak ada yang lowong lagi di Indonesia. Lowongan untuk itu sudah terisi atau telah terpakai di perusahaan lain, sehingga untuk merakit mesin smelter yang mereka gunakan, mereka akhirnya mengunakan tenaga ahli teknik dari produsen mesin-mesin tersebut.

Baca juga --> 

Tetapi pihak PT. VDNI dan PT. OSS sudah memikirkan solusi tersebut dengan menyekolahkan 180 orang tenaga kerja lokal ke Politeknik JiangSu, Tiongkok. Diterangkan oleh Baruna, dari 180 orang tersebut

WARTAWAN