KONUT – Mewabahnya Corona Virus Disease atau Covid-19 membuat beberapa sekolah menerapkan sistem pembelajaran daring, hal itu dilakukan oleh I Made Lodin, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMPN 40 Konawe Selatan (Konsel), yang terus melakukan inovasi demi kemajuan sekolahnya. Berhubung ia berada diwilayah Domisilinya.
” Inovasi itu yang saya maksud bukan hanya memperbaiki tatanan pengelolaan proses kegiatan pembelajaran dimasa pandemik tetapi termasuk pengelolaan keuangan agar tepat sasaran pada kebutuhan sekolah, ” ungkap Made kepada Livefaktanews.co.id baru-baru ini.
Ia juga menyampaikan bahwa, dirinya belum cukup satu tahun memimpin, tetapi sudah mendapatkan kucuran dana untuk pembangunan dua Ruangan Kegiatan Belajar (RKB).
” Yang juga beberapa ruangan tak layak untuk digunakan sebagai ruang belajar akan di renovasi,” tuturnya.
Di sebutnya juga, terkait apa yang ia lakukan untuk kegiatan pembelajaran bersama Guru Tidak Tetap (GTT) dimasa pandemik ialah hanya fokus pada pembelajaran sistem Daring.
” Karena melihat dari siswa-siswi kami yang berjumlah hampir 60, maka kami bersama GTT masih mampu untuk melakukan proses pembelajaran itu (Daring/Luring),” jelas dia.
Selain itu, kendala yang ia dapatkan selama proses pembelajaran online, yaitu dari 100% siswa siswi yang melakukan sistem daring, hanya sekitar 7% yang aktif.
” Disebabkan banyak siswa yang tidak memiliki HandPhone (HP) berbasis android atau media lainnya dan juga jaringan internet yang kurang baik Itulah alasan kami lebih fokus pada kegiatan pembelajaran Luring,” ujarnya
Atas dasar itu, ia berterima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konsel Erawan Supla Yuda, S.Pd. M.Pd., karena telah memberikannya beberapa bantuan ruangan kelas beserta perabotnya.
” Saya berterima kasih besar kepada Kadis Dikbud karena bisa melirik kondisi sekolah yang seperti ini,” ucapnya
Ia juga berharap kedepannya agar Pemerintah Daerah khususnya Dinas terkait bisa melihat kondisi Smpn 40 Konsel yang menjadi kekurangan kami.
” Kedepan kami masih membutuhkan seperti Laboratorium, Ruang Guru, Ruang Perpustakaan ataupun Pagar Sekolah,” harapnya.
Perlu di ketahui, sekolah yang ia pimpin memiliki 6 (enam) orang GTT dan 1 (satu) orang ASN yang menanggung jawab keseluruhan siswa yang berjumlah 60 orang. Berhubung ada seorang guru yang tidak pernah datang ke sekolah di karenakan Guru tersebut sangatlah jauh tempat ia ber alamat.
Wartawan : Johan
Editor : Muh. Alpri
WARTAWAN
