JAKARTA – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak masyarakat Indonesia memanfaatkan momentum Hari Buku Nasional (Harbuknas), yang diperingati setiap 17 Mei, untuk meningkatkan minat baca.
Ajakan ini disampaikan LaNyalla mengingat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. UNESCO menyebut minat baca bangsa Indonesia berada di angka 0,001% atau dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.
Bahkan, dalam World’s Most Literate Nations Ranked yang dirilis Central Connecticut State Univesity, Maret 2016, Indonesia hanya menempati peringkat 60 dari 61 negara soal minat baca. Indonesia berada di bawah Thailand (59) dan hanya lebih baik di atas Bostwana (61).
“Dalam momentum Hari Buku Nasional ini, saya mengajak seluruh masyarakat untuk menggelorakan kecintaan untuk membaca buku, khususnya kepada generasi muda yang akan menjadi pimpinan masa depan bangsa,” tutur LaNyalla, Selasa (18/5/2021).
Menurutnya, generasi milenial yang saat ini banyak menggunakan gadget untuk setiap aspek kehidupan, semakin jarang yang menyukai membaca buku. UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang sistem perbukuan juga dirasa belum mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh.
“Dari Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diketahui penyebab rendah minat dan kebiasaan membaca itu karena kurangnya akses, terutama untuk masyarakat Indonesia yang berada di daerah terpencil. Ini yang harus menjadi perhatian bersama,” katanya.
Senator asal Jawa Timur itu juga menyoroti ketimpangan akses bagi masyarakat kota dan desa untuk mendapatkan buku. Untuk itu, LaNyalla mengajak berbagai kalangan untuk membantu pemerintah ‘membawa’ buku hingga ke pelosok-pelosok tanah air.
“Saya beberapa kali melihat kegiatan kelompok masyarakat atau LSM mengumpulkan buku-buku bekas untuk didonasikan ke saudara-saudara kita yang berada di daerah terpencil. Ini yang harus terus didukung. Karena sebenarnya banyak masyarakat yang sebenarnya suka membaca, tapi terbatas secara akses,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah daerah (Pemda) harus membuat program nyata untuk meningkatkan minat baca warga, sekaligus mendukung program pengentasan buta huruf nasional.
“Selain memberikan buku-buku ke masyarakat, Pemda harus memikirkan peningkatan infrastruktur yang mendukung minat baca warga. Perbanyak ruang-ruang membaca bagi masyarakat, dan lengkapi buku-buku serta fasilitas perpustakaan daerah,” sebutnya.
Menurutnya, dengan banyak membaca buku, kita akan tahu yang terjadi di setiap belahan dunia.
Tidak itu saja, Mantan Ketua Umum PSSI ini juga mendorong agar produksi buku di Indonesia ditingkatkan. Pemerintah diharapkan memberi dukungan kepada para penerbit dan juga pengarang buku agar produksi buku nasional bisa digenjot.
“Kita perlu menciptakan para penulis, jumlah kuantitas pencetakan buku serta pendistribusian buku ke seluruh pelosok tanah air. Perlu keterlibatan pemerintah dengan aloksi anggaran yang memadai, agar kecakapan literasi bangsa kita meningkat dan dapat memacu pertumbuhan kualitas indeks pembangunan manusia (IPM),” papar LaNyalla.(*)