OPINI  

Pilkada di Tengah Pandemik Oleh Millenial Koltim

redaksi

KOLTIM – Mewabahnya Corona Virus Disease atau Covid-19, berdampak besar bagi Indonesia dalam menyelenggarakan pesta demokrasi atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 09 Desember 2020. Namun, hal itu masih tetap juga dilanjutkan dengan berbagai alasan, sehingga menimbulkan polemik dari berbagai elemen.

Dalam Pilkada serentak di tanggal 09 Desember mendatang, tentunya banyak hal baru yang dialami oleh para pemilih dan penyelengara diantaranya.

1. Wajib memakai masker.
2. Wajib jaga jarak (minimal satu meter).
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah mencoblos .
4. Cek suhu tubuh
5. Pemilih akan diberikan sarung tangan plastik.
6. Sebagai tanda memilih tinta akan diteteskan ke jari pemilih.
7. Batas pemilih per TPS maksimal 500 orang.
8. KPPS dilengkapi APD.
9. Jadwal kedatangan pemilih diatur.
10. TPS akan disemprot disenfektan secara berkala.
11. Di sediakan bilik khusus bagi pemilih dengan suhu tubuh 37,3 derajat Celcius.
12. Hindari berkerumun dan kontak fisik.

Dalam Pilkada mendatang ini, saya rasa akan banyak yang akan mengambil peran dalam momen ini. Mulai dari politik uang, adapun modusnya bermacam-macam mulai dari pembagian uang, pembagian sembako, voucher, dapat pula berupa alat pelindung diri, bantuan kesehatan atau bantuan sosial lainnya. Apa yang dilakukan sepertinya wajar-wajar saja karena setiap paslon maupun tim kampanye ingin menang dalam kontestasi politik. Tapi penekanannya adalah kepada pemilih yang harus cerdas dalam melihat figur yang dipilihnya, karena pilihannya akan mempengaruhi daerah 5 tahun ke depan.

wabah Corona ini akan mempengaruhi partisipasi pemilih, karena ada ketakutan akan virus ini, tapi akankah strategi KPUD dengan menerapkan langkah-langkah seperti membentuk relasi demokrasi dengan 6 segmen yaitu segmen untuk pemilih pemula, pemilh perempuan, pemilih marginal, pemilih disabilitas, pemilih basis keagaman dan pemilih warga net, akan meningkatkan partisipasi pemilih pada masing-masing daerah, tapi yang jelas ada pembatasan pemilih yang hadir di TPS, ini mungkin akan dimanfaatkan oleh tim dari tiap Paslon untuk menyusun strategi guna meningkatkan suaranya karena yang dilihat adalah hasil akhir.

Dan Semoga Bawaslu dan KPUD di tiap-tiap daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak di bulan Desember 2020 bekerja secara independen dan tidak ada satupun kecurangan yang coba dilakukan.

Dalam menghadapi pilkada serentak ini tentunya masyarakat harus cerdas, dan disiplin dalam menjaga kesehatan tubuh. Karena situasinya sekarang berbeda, harus pintar-pintar memilih figur yang pas demi perubahan daerah 5 tahun ke depan. Wabah Corona jangan dijadikan ajang politisasi oleh pihak yang sengaja membuat isu-isu yang menyesatkan akan suatu kejadian atau peristiwa yang membuat masyarakat merasa was-was.

Corona disituasi politik merupakan asumsi akan sebuah aspek yang memberi manfaat bagi mereka yang bisa mengambil peran dari setiap situasi demi sebuah cita-cita. Untuk itu jangan golput pada Pilkada nanti, satu suara saja sangat berpengaruh maka dari itu jangan biarkan suara anda tidak terpakai.

Opini : Awal Kurniawan

Baca juga -->  Adu Visi Misi Debat Publik di Koltim, SBM Balas Pertanyaan Palson 01 Dengan Santai

WARTAWAN