Sultra – Kendari – Sejumlah Ormas lakukan aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat dan menuntut janji – janji yang diberikan oleh legislator untuk segera melakukan perbaikan jalan di Kecamatan Landono dan Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan.
Aksi demonstrasi tersebut berlangsung pada hari Kami, 10 September 2021, di Kantor Gubernur, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pantauan media ini, aksi yang dilakukan oleh secara gabungan dari beberapa Ormas Putra Daerah Suku Tolaki. Demonstrasi gabungan tersebut yaitu dari Banderano Tolaki, Perkumpulan Masyarakat Tolaki (PMT), GPTS, Tamalaki Wonua Ndolaki (Tawon), Tamalaki Sarano Tolaki Sultra, dan masyarakat di tiga Kecamatan. Meski sempat ricuh saling dorong – mendorong, dan akhirnya kembali damai sehingga beberapa perwakilan massa aksi dipersilahkan memasuki ruangan gedung kantor Gubernur untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik.
Demonstrasi tersebut dilakukan karena tidak ada tanggapan dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara saat melakukan aksi blokade jalan selama 3 hari. Sehingga masyarakat bersama Ormas Putra Daerah melakukan aksi di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
Sekum Tamalaki Sarano Tolaki Sultra Muh. Safar ia menyampaikan demostrasi ini dilakukan secara gabungan dari beberapa Ormas untuk menuntut janji – janji pemerintah Agar Jalan Poros Mowila, Angata dan sekitarnya agar di lakukan pengaspalan. Sebab, menurut Safar bahwa Jalan tersebut sangat parah. Bahkan kata dia (Safar) banyak warga yang mengalami kecelakaan akibat jalan yang rusak, berlubang bagaikan Rak Telur. Terang Safar
Lanjut Safar menjelaskan, ” Tuntutan kami adalah agar Jalan Poros tersebut segera di lakukan perbaikan atau pengaspalan demi lancarnya aktivitas perputaran ekonomi di Kecamatan Angata, Landono, Mowila dan sekitarnya,” Ucapnya
Walaupun aksi ini sempat ricuh saling dorong mendorong, bahkan ada anggota massa aksi mengalami luka bakar akibat percikan bensin saat melakukan pembakaran Ban. Tetapi perjuangan massa aksi ini tidak akan sia – sia.
Dan apabila Gubernur tidak segera melakukan perbaikan jalan tersebut. Maka massa aksi berikutnya, dengan jumlah yang cukup besar akan menduduki kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
Berselang beberapa menit kemudian, dari sekian banyak masa aksi di minta hanya 50 orang perwakilan untuk audensi atau diskusi dengan ibu Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dalam diskusi tersebut masing – masing perwakilan Ormas, pemerintah Desa dan masyarakat menyampaikan aspirasinya yaitu tidak ada tawar menawar, dan hari itu juga massa aksi meminta alat berat beserta material harus di kirim ke Kec. Landono, Angata dan Mowila untuk melakukan perbaikan jalan.
Alhamdulillah, permintaan massa aksi itu di setujui oleh ibu Sekda, Sekda juga berjanji akan menganggarkan untuk perbaikan jalan tersebut. Dihari yang sama, Sekda bahkan langsung memerintahkan Dinas PU Provinsi agar segera mengirim Alat beratnya. Selain itu, Sekda Sultra ikut serta turun ke lapangan melihat kondisi jalan tersebut yang didampingi langsung oleh masa aksi itu sendiri.